Sabtu, 10 Desember 2011

MENJUAL KEAJAIBAN ALAM DI HUTAN GAMBUT


Ingat Ketapang, Kalbar benak turis luar negeri langsung pada Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) dengan habitat orangutan. Binatang dilindungi ini pun sudah dikenal seluruh dunia. Selain di TNGP yang wilayahnya meliputi Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang, habitat orangutan justru ditemukan di kawasan gambut. Tak percaya, anda bisa buktikan sendiri dengan datang ke Ketapang, yakni kawasan gambut Desa sungai putri, Kecamatan Matan Hilir Utara.

KEUNIKAN lahan gambut secara alami dapat dilihat pengunjung di tempat ini. 
Hamparan hutan gambut merupakan bagian kecil dari ribuan hektar lahan gambut yang ada di Ketapang. Gambut ini menghampar dari Desa Kuala Tolak-Tanjung Baik Budi-Sungai Putri-Sungai Awan-Ulak Medang-Tanjung Pasar-Pelang-Pematang Gadung-Sungai Besar. Sebagai benteng alam gambut tak hanya sebagai penyerap air, kawasan gambut merupakan habitat orangutan.

Kawasan gambut ini merupakan dataran rendah yang berhubungan dengan TNGP. Siklus kehidupan orangutan tidak hanya berkeliaran di pegunungan. Dalam waktu tertentu,  mamalia ini mencari makan di lembah yakni kawasan gambut. Populasi orangutan di kawasan ini masih dalam penyelidikan. Jika di TNGP diperkirakan hanya tinggal sekitar 2.000 ekor, maka  diprediksi orang utan inilah yang melakukan “pengembaraan” di lahan gambut karena hamparan hidup di gunung dan lembah tak dapat dipisahkan satu sama lain.

Selain melihan lansung kehidupan orangutan di alam bebas, pengunjung bisa melihat sarang orangutan. Flora dan fauna di lahan basah pun bisa ditemukan di sini. Kawasan ini pun sangat cocok sebagai lokasi bird watching (pengamatan burung). Lokasi hutan rawa gambut di sungai putri berjarak sekitar 23 KM dari kota ketapang. Sebelum mencapai kota ketapang, turis bisa menggunakan pesawat dari bendara supadio 

Pontianak menuju lapangan terbang rahadi oesman ketapang, ditempuh sekitar 30 menit, denga biaya sekitar Rp 500 rb per orang. Selain menggunakan transportasi udara, mencapai ketapang dari kota Pontianak bisa ditempuh menggunakan kapal cepat dengan biaya sekitar 200 rb dengan perjalanan sekitar 6 jam.
Di kota ketapang, untuk mendapatkan penginapan tak terlalu sulit. Ada sejumlah hotel di pusat ibukota, mulai dari Aston city, Hotel pedana, Hotel tanjung, Hotel aorta, Hotel anda, dan sejumlah penginapan lainanya. Demikian juga dengan jasa transportasi dan makanan. tak membuat pengunjung kesulitan mendapatkannya. Dari kota ketapang mencapai desa sungai putri perjalanan hanya ditempuh sekitar 30 kilometer atau sekitar 30 menit.

Di lahan basah inilah terdapat habitat aneka jenis flora dan fauna khas Kalimantan. Mulai dari primata seperti orangutan, monyet, dan buaya. Begitu pula flora seperti anggrek hitam, kayu ramin (gonystilus bancanus), kayu nyatoh (palaquium ssp), kayu punak empas atau bengeris kompassia (malaccensis), punak (tentramerista), sejumlah pohon buah kayu rawa ini merupakan makanan bagi orangutan.

Kawasan ini jugu merupakan siklus hidup orangutan dari kawasan TNGP (Taman nasional gunung palung). Hutan gambut desa sungai putri ini tidak dipisahkan dari hamparan hutan gambut ketapang sekitar 70.000 hektar, selain pernah diusulkan forest management specialist fauna flora internasional program ketapang, dijadikan kawasan konservasi agar bisa mencegah kerusakan hutan dan bisa menyelamatkan habitat orangutan (pongo pygmeues wurmbii) yang saat ini populasinya sebanyak 500-900 ekor. Seperti yang pernah di sampaikan oleh Iis Sabarudin, pada kawasan hutan menjadi habitat 118 jenis burung, empat jenis diantaranya jenis burung endemik. Semuntara satwa liar yang juga mudah dijumpai di sana adalah bekantan (Nasalis larvatus ) dan lutung (presbytis cristata).

Hamparan lahan gambut ini menjadi salah satu habitat hewan yang dilindungi seperti orangutan, buaya dan lain-lain. Habitat fauna yang dilindungi ini menjadikan lahan basah satu daya tarik khusus ketapang di mata dunia internasional. Mulai dari pengamatan burung Asia Fasifik, bahkan turis asing datang ke ketapang. Bahkan pemerintahan jepang pernah mengirim jurnalistiknya untuk mengupas keberadaan lahan basah seluas lebih kurang 70.000 hektar ini.